Kenapa Orang Diabetes Malah Ngantuk Setelah Makan Nasi? Ini Penjelasan Medisnya
Pernah merasa ngantuk dan lemas setelah makan nasi? Padahal logikanya, setelah makan tubuh seharusnya mendapatkan energi. Namun bagi penderita diabetes, yang terjadi justru sebaliknya — rasa kantuk dan kelelahan sering muncul tak lama setelah makan.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut Postprandial Somnolence, yaitu rasa kantuk yang muncul setelah makan. Salah satu penyebab utamanya adalah lonjakan gula darah.
Nasi mengandung karbohidrat kompleks berupa pati, yang saat dicerna akan dipecah menjadi glukosa. Glukosa inilah yang menjadi sumber energi bagi tubuh. Pada orang sehat, pankreas segera merespons dengan mengeluarkan hormon insulin untuk membantu glukosa masuk ke dalam sel tubuh agar bisa diubah menjadi energi.
Namun, pada penderita diabetes, mekanisme ini terganggu.
Ada tiga kemungkinan yang terjadi:
Pankreas tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah cukup.
Insulin yang diproduksi tidak bekerja dengan baik (resistensi insulin).
Atau kombinasi keduanya.
Akibatnya, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga tetap beredar di dalam darah dan menyebabkan kadar gula meningkat. Tubuh pun tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan, sehingga muncullah rasa lemas dan mengantuk — meskipun sudah makan banyak.
Lebih parah lagi jika nasi dikonsumsi bersama makanan tinggi lemak, tepung, santan, atau goreng-gorengan. Kombinasi ini membuat lonjakan gula darah semakin tinggi dan meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah. Dalam jangka panjang, dampaknya bisa serius: mulai dari kesemutan, luka sulit sembuh, penglihatan kabur, disfungsi ereksi, gangguan ginjal, stroke, hingga serangan jantung.
Jadi, jika gula darah sering berada di atas 150 mg/dL dan Anda sering merasa lapar meskipun sudah makan (polifagia), jangan buru-buru menambah porsi nasi.
Bukan tambah bertenaga, justru tubuh semakin cepat rusak dari dalam.
Yang perlu dilakukan adalah memperbaiki pola hidup dan memperhatikan kualitas asupan yang masuk ke tubuh. Pilih makanan dan minuman yang membantu memperbaiki sensitivitas insulin serta menurunkan inflamasi di dalam sel, terutama yang mengandung:
EGCG (Epigallocatechin gallate) dari teh hijau
Saponin dan polifenol dari tanaman herbal
L-theanine untuk menjaga kestabilan gula darah
Flavonoid, ergosterol, beta-glucan, alfa-glucan, dan lebih dari 40 jenis antioksidan lainnya
Kandungan alami tersebut kini banyak ditemukan dalam bahan seperti jamur dewa (Agaricus blazei), buah bit, teh hijau, dan daun kelor — kombinasi nutrisi yang bekerja membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan meningkatkan energi sel tubuh.
Dan kabar baiknya, semua bahan alami itu kini bisa ditemukan dalam Masigo Agaric, formulasi herbal yang membantu tubuh bekerja lebih efisien dalam mengelola gula darah.
Karena untuk melawan diabetes, bukan hanya soal mengurangi makan nasi, tapi juga bagaimana kita memperbaiki sistem tubuh dari dalam.